// Setelah belajar bahasa IELTS dan punya sertifikat sakti kemampuan bahasa inggris (--IELTS), kita punya 2 pilihan, apakah mau apply beasiswa atau universitas terlebih dulu. Dalam hal ini, saya memilih untuk mendaftar universitas terlebih dulu.
/ Sedikit flashback…Sebelum saya ke Kampung Inggris pada
akhir tahun 2015, saya mencoba mendaftar ke universitas di Belanda (Kenapa
Belanda? Jujur saja Universitas tujuan keinginan saya adalah MIT di USA, tapi
saya sadari kapasitas saya dalam berbahasa inggris, jadi ya realistis saja
mendaftar ke Universitas yang admisinya lebih mudah tanpa harus
mempelajari bahasa lokal, dalam hal ini
Universitas-Universitas di Belanda). Mendaftar S2 di Universitas-Universitas di
Belanda menurut saya sangat mudah. Tinggal cari saja program studi yang
diinginkan di website Studyfinder.nl, lalu
lihat detail dan seluk beluk program studi serta Universitasnya. Pada tahapan ini saya melakukan pembandingan Universitas terlebih dahulu melalui rangking
Universitas, spesialisasi program studi, dan lain sebagainya.
/ Pada awalnya, saya membidik Groningen University dengan
program studi Environmental and Infrastructure Planning. Setelah melakukan
pendaftaran melalui studielink.nl dan kemudian website universitas (di beberapa
pendaftaran Universitas di Belanda, sebelum mendaftar melalui website
universitas, kita perlu mendaftar terlebih dulu di website studielink.nl), saya
menunggu hasil pendaftaran. Sekitar 4 minggu (1 bulan) saya mendapatkan LoA Conditional (sebuah surat pernyataan bahwa kita
diterima di Universitas dengan program studi tujuan kita, namun ada
syarat-syarat yang harus kita penuhi). Saya hanya mendapatkan LoA Conditonal
karena saat itu saya belum dapat melampirkan sertifikat kemampuan bahasa
inggris (IELTS/TOEFL iBT) karena memang saya belum melakukan tes bahasa
inggris. Setelah mendapatkan LoA Conditional dari Groningen University, saya
mulai sedikit ragu dengan syarat bahasa inggrisnya yang mensyaratkan bahwa
nilai keseluruhan skor IELTS 6, namun untuk skor sub-test writing harus di atas
6,5. Akhirnya saya mencoba alternatif universitas lainnya, masih di Belanda
juga, yaitu Wageningen University.
_________
/ Intermezzo: Pada
saat belum mendapatkan LoA Conditional dari Groningen University, saya mencoba
berangkat ke salah satu road show pameran studi di eropa (Study in Europe) di
sebuah hotel di Jogjakarta, ini diselenggarakan pada akhir November 2015.
Disana saya masuk ke booth Groningen University dan disanalah saya pertama kali
bertemu dengan salah satu representatif Groningen University di Indonesia, Ibu
Ponti Caroline (Ibu yang satu ini orang Indo lho). Setelah saya menceritakan
hasil pendaftaran saya di Groningen University (atau biasa disingkat RuG),
beliau langsung memberikan kartu namanya dan kami pun mulai berkomunikasi
melalui email, dan kemudian telepon dan WA. Ternyata untuk Groningen dan
Wageningen University memiliki representatif tunggal di Indonesia dengan nama
GROW (GROningen-Wageningen University) yang memiliki basecamp di Jakarta. Jujur saja, dengan adanya lembaga ini, proses pendaftaran dan FAQ personal menjadi lebih
mudah. Ibu Ponti juga sangat peduli dengan proses pendaftaran saya, hingga
pernah saya ditelepon olehnya hanya untuk memastikan apakah saya sudah
mendapatkan LoA Conditional. Bagi yang ingin mendaftar ke Groningen ataupun
Wageningen University bisa menghubungi GROW melalui email (info2@growoffice.net).
/ Berbekal informasi dari Hafi
(nama ini muncul lagi) yang sudah mendaftar di Wageningen University (atau
biasa disingkat WuR), saya mencoba mendaftar juga ke WuR tanpa sertifikat
kemampuan bahasa inggris. Namun cara pendaftarannya berbeda, kita tidak perlu
mendaftar terlebih dulu ke studielink.nl, sehingga langsung saja mengisi admisi
di borang universitas yang dinamakan ‘STARS’. Setelah mendaftar, kurang lebih 4
minggu kemudian (awal Januari 2016) saya mendapatkan LoA Conditional dari WuR.
Jadilah saya mengantongi 2 LoA Conditional dari 2 Universitas di Belanda.
/ Kemudian,setelah mendapatkan sertifikat IELTS, saya langsung mengirim scan sertifikatnya ke kedua Universitas tersebut melalui email yang ditujukan ke Universitas (prosedurnya mungkin berbeda-beda. Namun mayoritas Universitas di Belanda, mereka akan mengontak kita via email melalui staf-staf nya di bagian International Students/Students Admission/International Marketing dan lain sebagainya, sehingga kita tinggal kirim email kekurangan dokumen kesana saja dan pasti akan dibalas). Groningen University membalas email saya dan menyatakan bahwa mereka tidak bisa membantu admisi saya bila skor sub-test IELTS nya ada yang dibawah skor yang dipersyaratkan oleh Universitas. Yasudah, saya tidak jadi masuk ke program Master of Environmental and Infrastructure Planning Groningen University dan mengajukan pengunduran diri. Lalu pada akhir Februari 2016 datanglah email balasan dari Wageningen University dan memberikan saya LoA Unconditional (Surat diterima dari Universitas yang menyatakan bahwa kita sudah diterima sepenuhunya oleh Universitas dan telah memenuhi syarat admisi Universitas).
_________
/ Intermezzo: Untuk Groningen University dan mungkin Universitas di Belanda lainnya yang mengaharuskan prospective students untuk daftar dulu di studielink.nl, apabila mengundurkan diri dari admisi, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut: 1. Masuk ke akun studielink kita dan klik withdraw (untuk membatalkan proses admisi); 2. Beritahu Universitas (melalui email) bahwa kita mengajukan pengunduran diri dan telah melakukan withdraw admisi kita di dalam studielink. Biasanya pihak Universitas tidak terlalu masalah dengan hal pengunduran diri ini, sudah biasa katanya. Lalu mengapa ini harus dilakukan? Kalo tidak dilakukan, maka kita akan terus mendapat email-email dari Universitas tersebut, baik email promosi, welcoming, newsletter, bahkan email yang menyangkut proses admisi, funding, dan akademik.
/ Namun, walaupun sudah punya LoA Unconditional dari Wageningen University dengan program studi Urban Environmental Management, saya masih belum terlalu sreg dengan universitas tersebut karena kabarnya universitas tersebut berada di daerah perdesaan yang dikelilingi oleh sawah-sawah dan sapi-sapi (Masa jauh-jauh ke Belanda cuma mau lihat sawah sama sapi? Kayak gitu mah ada di Jogja, pikir saya saat itu). Walhasil, saya (dengan sedikit sombong karena sudah memiliki sertifikat dan skor IELTS yang sudah cukup untuk menembus kampus-kampus di Eropa) mencoba untuk mendaftar juga di 2 Universitas lain di Belanda, yakni Twente University dan Erasmus University Rotterdam. Mengapa 2 universitas tersebut? Karena admisinya mudah dan persyaratannya juga dapat saya penuhi. Khusus untuk Erasmus University Rotterdam, saya pilih karena tanggal mulai kuliahnya 3 Oktober 2016, hal ini berkaitan dengan beasiswa yang akan saya ambil nantinya, yakni Beasiswa LPDP dan menjadi salah satu strategi saya (akan diceritakan nanti). Singkat cerita, pada awal maret 2016, saya mendapat LoA Unconditional dari Twente University dengan program studi Urban Planning and Management dan akhir maret 2016 saya mendapat LoA Unconditional dari Erasmus University Rotterdam melalui IHS (Institute for Housing and Development Studies) dengan program studi Urban Management dan Development. Sehingga pada akhirnya saya mendapatkan 3 LoA Unconditional dari 3 Universitas yang berbeda. Dan semua itu berkat satu kata "ISENG".
_________
/ Intermezzo: Kata "ISENG" adalah hal yang tidak patut dilakukan (dan dicontoh) saat melalukan pendaftaran ke Universitas dengan program studi yang kita pilih. Ini karena ketika kita sudah diterima penuh oleh universitas tersebut, kita akan bingung atau kurang tertarik lagi (seperti saat saya dapat LoA Unconditional dari Wageningen University). Parahnya lagi, bila ternyata mata kuliah maupun fokus program studi yang kita ambil tidak sesuai dengan passion atau minat kita. So, sebelum mendaftar ke universitas maupun program studi tujuan, pastikan kita sudah membandingkan universitas dan program studi tujuan dengan yang lainnya di negara yang sama maupun beda negara (Hal ini penting!). Yang tidak kalah penting adalah, pelajari secara mendalam universitas dan program studi yang akan dituju. Lihatlah data-data yang disediakan di dalam website program studi, bacalah handbook akdemik, brosur, research interest, profil pengajar, dan lain sebagainya. Tambahan lagi, kalo ada teman yang sudah atau sedang ambil kuliah di negara atau universitas tersebut, cobalah bertanya pada mereka dan mintalah preferensi dan referensi terkait negara, universitas, hingga program studi yang ingin dituju (saya juga melalukan hal ini).
/ Setelah mendapat LoA Unconditional dari Universitas, Apa hal selanjutnya yang perlu dilakukan?! LoA Unconditional kita tidak akan berguna bila kita tidak sanggup bayar uang kuliah (tuition fee) (Gimana mau bayar uang kuliah, mikir beli tiket kesananya bayar pakek duit darimana aja susah). So, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah jadilah SCHOLARSHIP HUNTER!
/ Saya sendiri saat itu berencana untuk apply 2 beasiswa sekaligus, yakni StuNed dan LPDP (Biar kalo satunya ngga lolos, paling ngga masih ada cadangan beasiswa lainnya :D). Cerita selanjutnya akan berkaitan dengan kedua beasiswa ini. Dan yang akan saya ceritakan terlebih dulu adalah Apply Beasiswa StuNed.
/ Saya sendiri saat itu berencana untuk apply 2 beasiswa sekaligus, yakni StuNed dan LPDP (Biar kalo satunya ngga lolos, paling ngga masih ada cadangan beasiswa lainnya :D). Cerita selanjutnya akan berkaitan dengan kedua beasiswa ini. Dan yang akan saya ceritakan terlebih dulu adalah Apply Beasiswa StuNed.
hallo mas.. saya Meissha. Bolehkah saya minta kontak pribadi/alamat emailnya? Ada yang mau saya tanyakan terkait detail pendaftaran ke Groningen Univ. Terimakasih banyak. Salam
ReplyDeleteHallo mba meissha, untuk kontak email GROW bisa email ke info2@growoffice.net / ponti.caroline@growoffice.net.
DeleteUntuk no kantornya di 021 57931651
Semoga bermanfaat.
Thank you. Infonya sangat bermanfaat 😊
ReplyDeleteThanks for the post and great tips: even I also think that hard work is the most important aspect of getting success. Universitas Terkenal di Tangerang
ReplyDeleteMas, kalo boleh tau ketika daftar di 3 universitas tersebut apakah ada application fee nya? Jika ada berapa? Terima kasih
ReplyDelete