Bagian Luar The Garden of Earthly Delights by Hieronymus Bosch, c.1495-1505 |
// Belajar di Wageningen University membawa saya menyelam kedalam pengetahuan yang berkaitan dengan keberlanjutan (Sustainability). Mendengar kata itu saja kita pasti sudah bisa menebak bahwa hal-hal dalam pengetahuan tersebut berkaitan dengan aspek lingkungan. Sedangkan lingkungan adalah semua hal yang ada di Bumi, tempat dimana kita hidup, tinggal, beraktivitas, dan berkembang biak. Setelah melihat film dokumentasi berjudul "Before the Flood" oleh National Geographic, ditambah lagi dengan cerita yang diperlihatkan dalam film "Inferno" oleh Columbia Pictures, saya sebagai mahasiswa yang sedang belajar tentang hal-hal yang berbau lingkungan, tergelitik untuk mengakit-kaitkan hal-hal yang saya temukan di dalam film-film tersebut dengan ilmu tentang lingkungan yang sejauh ini sudah saya dapatkan di Belanda.
/ Hal pertama yang tiba-tiba membuat saya tergelitik adalah ketika melihat bagian dalam lukisan karya Hieronymus Bosch yang berjudul The Garden of Earthly Delights yang ditayangkan di awal film dokumentasi tersebut. Lukisan ini sebenarnya berbentuk seperti buku, dimana kedua sudut bagian dalamnya dapat dilipat dan akan terlihat bagian luar dari lukisan tersebut, yakni sebuah lukisan bumi pada masa baru-baru saja dibentuk (seperti yang terlihat pada gambar di atas). Bagian luar dari lukisan ini sebenarnya adalah tahapan pertama dari kehidupan yang ada di bumi, dimana pada masa itu hanya ada tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme. Bisa dibilang bumi masih amat hijau, senggang, sejuk, dan sistemnya tidak terganggu oleh apapun, semua berjalan dengan apa adanya dalam sistem alam yang sangat ideal.
Bagian Dalam The Garden of Earthly Delights by Hieronymus Bosch, c.1495-1505 |
Inferno by Dante Alighieri, c.1308-1320 |
/ Untuk itu, saat ini banyak orang-orang dari developed country yang menyerukan konsep sustainability, yang intinya adalah menggunakan sumber daya alam apapun secara seimbang dan bertanggung jawab, sehingga sumber daya alam yang ada di bumi tidak akan habiss, sehingga masih dapat digunakan untuk anak-cucu kita kelak. Selain itu, sustainability juga berarti mengurangi jejak-jejak negatif manusia di bumi (footprint). Semua usaha dalam mencapai tujuan sustainable terus digalakan. Hal tersebut tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk menghindari (atau malah hanya memperlambat) tahapan keempat dari lukisan Bosch, yakni kerusakan kehidupan di bumi karena berkurangnya sumber daya alam dan rusaknya alam di bumi. Berkaitan dengan ini, awal kerusakan alam di bumi adalah di lingkungan kota atau perkotaan. Hal ini karena kota paling banyak menyerap sumber daya alam dan menyumbang emisi/kotoran bagi lingkungan. Bagaiman tidak? Saat ini terdapat sekitar 54% orang hidup di kota/perkotaan dan akan bertambah menjadi 66% pada tahun 2050 (United Nations, 2014). Bayangkan saja 54% dari populasi dunia saat ini (7 miliar orang) tinggal berjejal di kota dan masing-masing dari mereka mengonsumsi sumber daya yang disediakan di kota (energi listrik, makanan, air bersih, dan sebagainya). Selain itu masing-masing orang meninggalkan jejaknya berupa emisi dan limbah yang diproduksinya (sampah, air limbah, feses, polusi udara, dan sebagainya). Saat ini kita hidup dalam lingkungan kota yang linear, dimana kita masih menggunakan sumber-sumber yang merusak lingkungan untuk kepentingan kita, kemudian meninggalkan jejak limbah begitu saja di bumi. Semua itu akan mempercepat kita untuk menuju ke tahapan keempat dari lukisan Bosch.
Circular Urban Metabolism Scheme (courtesy of Wageningen University and Research) |
/ Apa yang saya dapatkan di Wageningen University adalah usaha-usaha untuk mengubah pola-pola Linear menjadi Circular. Ada beberapa konsep yang disini disebut sebagai "Circular Urban Metabolism" (melihat kota sebagai organisme yang melakukan input sumber daya, throughput di dalam tubuh, dan output limbah; namun dengan menggunakan input sumber daya yang renewable dan ramah lingkungan, serta men-utilisasi output limbah dengan metode 3R-reuse, recycle, dan recovery) dan ada juga yang disebut dengan "Circular Economy" (cara dimana segala kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi harus berprinsip pada "circular" yang intinya menggunakan renewable resource sebagai input dan menerapkan 3R pada output limbahnya, dan bisa saja ditambah dengan merayakan keberagaman hayati untuk melestarikan sumber daya alam).Cara-cara itulah yang saat ini terus digalakan, terutama di developed country, untuk menghindari kerusakan alam di bumi. Apapun itu, semoga kita tidak akan mencapai pada tahapan keempat lukisan Bosch. Cukup pada tahapan ketiga, dan terus berusaha untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh ulah manusia.
“Earth provides enough to satisfy every man's needs, but not every man's greed"
-Mahatma Gandhi
0 comments:
Post a Comment