Sunday, June 12, 2016

Permulaan

CONGRADUATIONS!
// Sebuah kata yang singkat tapi menggembirakan bagi kebanyakan mahasiswa yang, akhirnya, lulus sudah strata-1 nya. Emak, bapak, kakak, dan saudara'-saudara' hingga teman-teman memberikan selamat kepada saya. Mei 18, 2015 adalahhari dimana saya diwisuda dari strata-1 program studi yang tidak begitu dikenal, PWK (ngga tau kan makanan apaan tu? :p). PWK adalah singkatan dari Perencanaan Wilayah dan Kota, sebuah program studi yang tergolong newbie di Indonesia, dimana hanya ada  sekitar 10 prodi saja (CMIIW) di seluruh jajaran universitas di Indonesia. Tapi namanya kian tenar akhir-akhir ini karena mulai banyak orang yang aware terhadap yang namanya tata kota.
/ Sudah hampir 4 tahun saya tinggal dan beraktivitas di sebuah kota (yang katanya Kla Project dalam lagunya Yogyakarta) yang tiap sudutnya memandangku bersahabat, penuh selaksa makna, musisi jalanan mulai beraksi, iringi laraku kehilanganmu, weitzzz..jadi nyanyi nihh :p. Lanjut..hampir 4 tahun juga saya mengenal banyak orang baru dari berbagai suku, agama, dan bentuk di Universitas bikinannya HB IX yang letak sebenernya di Kabupaten Sleman (ngga tau kan kabupaten apaan tu? :p) makanya Universitasnya dinamai UGM Jogjakarta (lihat aja logonya, tulisannya UGM Jogjakarta bukan UGM Sleman :D).
/ Setelah 4 tahun yang melelahkan tapi juga menggembirakan, akhirnya gelar Sarjana Teknik (ST) saya kantongi dan nama saya semakin panjang saja, jadi 5 suku kata sekarang. Setelah galau dengan berbagai macam pilihan mau jadi apa hayo? (lain kali saya akan cerita permainan tradisi PWK angkatan saya, namanya "Jadi Apa Hayo?), saya akhirnya memilih jadi seorang konsultan tata ruang dan membentuk sebuah perusahaan berbentuk CV dengan kedua rekan saya di Jogjakarta (Ada juga nanti ceritanya, nantikan saja).
Namun setelah bergelut dengan berbagai proyek arsitektural, tata ruang, pemetaan, dan lainnya, saya masih memiliki keinginan untuk melanjutkan kuliah pada level Strata-2 di luar negeri (mumpung masih banyak beasiswa-beasiswa ke luar negeri). Tapi, saya masih kualat dengan orang tua saya, yang mana dulu waktu SMA saya tidak mau les bahasa inggris. Akhirnya sampai lulus S1, skor TOEFL ITP saya hanya 517 (beda tipis sama teman saya Hafi -- ada cerita juga tentang ini). Walaupun saat semester 7 sudah ambil kursus IELTS di CILACS UII Jogjakarta, skor sebelum dan sesudah kursus sama saja, 5,5 mentok sudah. Dan akhirnya, pergelutan dengan bahasa inggris, khususnya International English Language Tesing System (IELTS) itupun dimulai....(Lanjut ke cerita Belajar Bahasa IELTS) //

0 comments:

Post a Comment